Seperti biasa, lagi greget-gregetnya dengan para fanatik distro Lokal :D
Setelah berhari-hari selesai perdebatan dengan para fanatik distro lokal, saya punya ide untuk menulis ini kembali. Apa yang kita bahas hari ini ialah tentang bagaimana kinerja distro linux lokal, bagaimana ia menanggapi pengguna, dan bagaimana yang lainnya. Kita, sebagai pemakai komputer yang lebih mahir dibidang kita (terutama mengoperasikan os berbasis linux) tidak boleh lah sombong, merasa pengguna biasa yang bilang distro mereka jelek terus di ejek-ejek gitu di forum-forum mereka?
[caption id="" align="alignleft" width="214"]
Gambar Tux Linux, sumber: kpli-sinjai[/caption]Sebagai developer dan pengguna mahir distro linux, kita harus menyadari, bahwa penekanan kepada pengguna tidak akan berguna. Toh, yang diperlukan masyarakat tidak hanya pemberantasan sistem operasi pembajakan, tapi juga butuh kemudahan dalam menggunakan komputer. Sekarang pikir aja, orang yang kesehariannya menghitung biaya administrasi, inventaris, dan hanya sebagai tukang ketik atau percetakan foto, masa diwajibkan bisa CLI, Memahami denpendency dan sebagainya, terutama toko-toko yang PCnya tidak terhubung ke internet.
Apa yang perlu dalam pembaruan distro Linux lokal?
- Aplikasi khas dari distro tersebut
Saat ini bahkan tidak ada aplikasi unik buatan ditro lokal, mungkin file manager lah, package manager lah atau apa yang bermanfaat. Bahkan panelnya saja masih sangat jarang distro yang membuatnya sendiri. Lalu, apa yang dikerjakan developernya? Hanya bikin dokumentasi dan desain saja? (sengaja dibikin agak pedas kalimatnya) Saya sangat menyayangkan kurang powerful atau kurang seriusnya mendirikan distro. Jangan ada lagi ada kontributor ataupun developer bilang "Ah, situnya aja udah nyumbang apa?", jangan sampai menunjukan kelemahan distro itu sendiri. Makanya yang serius bikin distro! :P Niat bikin distro engga, minimal dalam tim ada programmer 1, 2 atau 3, biar proyeknya tidak asal akhirnya ngambang.
- Banyak distro yang sudah tumbang (alias gulung tikar)
[caption id="attachment_362" align="alignleft" width="300"]
Hahaha...[/caption]Gambar disamping merupakan status salah satu teman, yang sudah agak pasrah dengan Linux Indonesia mungkin :(
Lihat saja Garuda OS yang sempat hilang kabar, itu termasuk ke-"
pengguna mau "dibawa kemana? :D" kalau udah cape-cape download, belajar ini-itu, eh ternyata dukungan distro itu dihentikan. :(
- Komunitas kurang menghargai keluhan pengguna
[caption id="attachment_363" align="alignleft" width="300"]
Ini juga engga beres.[/caption]Lha, kalo user sudah engga percaya distromu lagi, mau dipakai siapa? :v
Kadang saya juga sedih liat satu komunitas mem-bully user awam yah.. sungguh-sungguh menjengkelkan.
[caption id="attachment_364" align="alignleft" width="300"]
Ayo yang sopan.[/caption]Ayo, mari! "Berbahasa yang baik dan mempererat tali persaudaraan". :D
Untuk apa sih ngotot? Cukup bilang "kami selaku distro blablabla mohon maaf sementa fitur yang anda maksud belum tersedia, maaf karena keterbatasan komunitas kami dalam membangun distro tersebut, selanjutnya kami akan memperbaikinya". Udah, gitu aja kok repot? Ngapain koar-koar, bikin Anda emosi marah, user pun emosi marah juga. :(
- Kita perlu sistem packaging baru :)
[caption id="attachment_366" align="alignleft" width="300"]
Pusat software[/caption]Sistem packaging baru, sulit sekali orang indonesia dikeluhkan dengan beban denpendency/ketergantungan aplikasi satu dengan yang lain. Bayangkan aja, anak sekolah gak punya koneksi internet, mau install libre office terbaru, download dari warnet, eh ternyata packagenya bermasalah. Beda dengan windows, yang tinggal klik-klik next, apa pernah terpikirkan?
Mungkin sistem packaging baru terlalu jauh, tapi minimal distro kelas pemula memiliki pengelola package yang lebih interaktif donk seperti mageia, mint, dan ubuntu.
Intinya dari saya, seriuslah bikin distro, tanggapilah pengguna, walaupun distro dibangun secara bersama/gotong-royong "rusaklah reputasi bersama tersebut" karena pengguna engga ditanggapi dengan baik. Coba pikir, anda dengan osis membangun koperasi sekolah secara bareng, terus yang beli ngeluh, masa mau dimaki? Pembeli kan ibarat raja? Begitu juga distribusi linux yang dibangun bersama. :D Ayo teman-teman dunia maya, berbicara yang baiklah, lebih baik nyari pahalah dari pada nambah dosa + nambah musuh lagi? Iya kan?
Sekian dari saya, maaf berantakan. Saya juga kondisi kurang sehat, terimakasih telah berkunjung. :D

6 komentar
Click here for komentar"...Toh, yang diperlukan masyarakat tidak hanya pemberantasan sistem operasi pembajakan, tapi juga butuh kemudahan dalam menggunakan komputer. Sekarang pikir aja, orang yang kesehariannya menghitung biaya administrasi, inventaris, dan hanya sebagai tukang ketik atau percetakan foto, masa diwajibkan bisa CLI, Memahami denpendency dan sebagainya, terutama toko-toko yang PCnya tidak terhubung ke internet...."
ReplyIni, paragraf, cerdas! Saya menunggu anak-anak muda cerdas lainnya selain akang. Justru bagi saya orang macam akang inilah yang bisa membuat OS lokal maju (maaf-maaf saja) karena akang punya visi. Dan visi akang bertitik berat pada pengguna. Apple dan Microsoft melakukannya sehingga mereka bisa. Visi ini yang tidak ada di distro lokal. Maaf-maaf saja.
Saya berharap artikel ini terus akang promosikan hingga yang bersangkutan tahu dan akhirnya sadar. Tetapi hidayah hanya diatur oleh Allah. Semoga berhasil.
"...“Ah, situnya aja udah nyumbang apa?”..."
ReplyAlasan satu-satunya untuk mengatakan ini hanyalah nasionalisme. Saya yang bukan nasionalis memahaminya karena dulu saya pernah begini. Inilah luka sesungguhnya distro lokal. Kalau mau membuat distro, buatlah karena ingin memudahkan kaum muslimin dan banyak orang. Berbuatlah karena Allah, tidak karena nasionalisme.
"...Lha, kalo user sudah engga percaya distromu lagi, mau dipakai siapa? :v..."
Saya sangat menyukai kalimat ini. Trustment itu nomor satu.
"...Untuk apa sih ngotot? Cukup bilang “kami selaku distro blablabla mohon maaf sementa fitur yang anda maksud belum tersedia, maaf karena keterbatasan komunitas kami dalam membangun distro tersebut, selanjutnya kami akan memperbaikinya”. Udah, gitu aja kok repot? Ngapain koar-koar, bikin Anda emosi marah, user pun emosi marah juga..."
Mengapa koar-koar? Itu untuk menutupi kelemahan diri sendiri. Ketahuilah, yang berani mengakui kelemahan dirinya sendiri hanya laki-laki.
"...lebih baik nyari pahala dari pada nambah dosa..."
Anda benar. Anda benar.
Dari saya: saya sangat suka bukti-bukti yang akang pajang. Ini sangat bagus untuk kemajuan si distro itu sendiri (yang mungkin masih tutup mata). Saya secara umum suka dengan posting baru ini, lebih dari yang kemarin secara penulisan. Mohon dipertahankan.
Apa pun yang akang tulis, memang harus ada dan memang harus dibaca. Pengguna akhir itu dimengerti bukan dibentak. Anda adalah konsumen, jadi sudah tugas produsen untuk memerhatikannya.
Iya, menurut saya sangat ironi juga. Kebanyakan di komunitas-komunitas Linux juga banyak yang menjelek-jelekkan pengguna Windows, tapi ketika mereka pakai OS berbasis Linux, eh dibully lagi, cari di google lah, apa lah, kurang usaha, dan akhirnya mereka kabur dan balik lagi ke bajakan. Saya rasa engga masuk akal. Mereka punya alasan kenapa pakai Windows, enah karena materi yang diberikan sekolah, atau tuntutan pekerjaan. Toh, tidak semua pengguna Windows, memakai versi bajakan, sekarang banyak Laptop-laptop notebook-notebook yang sudah ada lisensi OEM dibelakan casing plus DVD recover Windowsnya, jadi untuk para developer lokal, masih mending distro-nya sukur-sukur dipake, tinggal kasih tau caranya aja kok repot amat. Padahal nyari pahala di internet gampang lho, hanya saja nyari dosa juga gampang.
ReplyKalau mau nyari pahala tinggal tulis di Blog tutorial apa tentang Linux, dibaca satu orang aja udah sama dengan bantu satu orang pahalanya, belum orang yang lewat tiba-tiba tertarik. Terus ngasih info di forum atau grup, yang nanya pertama satu orang, tapi yang baca satu grup yang juga memanfaatkannya, kan lumayan pahalanya? Nyari dosa juga gampang, maki-maki orang aja. Sharing crack atau keygen, atau lihat p*rno. :D Keep share :)
Terimakasih sudah mampir kang ;)
Kenapa tidak pakai Onlywire untuk menyebarkan posting ini? Kenapa tidak ada fitur subscribe to comment? Saya butuh pemberitahuan setiap kali ada komentar baru.
ReplySaya menanti posting selanjutnya.
Saya share ya gans
ReplySilahkan :D
ReplyConversionConversion EmoticonEmoticon