Web Hosting

Apa tujuan distro Linux di Indonesia, ~bagian 2

Indonesia ingin bangkit dari pembajakan, menghadirkan solusi berupa sistem operasi distribusi Linux dan perangkat lunak (PL) opensource.

Linuk, begitulah orang-orang jawa di lingkungan saya menyebutnya. Ibarat, Distro Linux Lokal merupakan bangunan, dan developer merupakan atap (untuk saat ini tidak ada kata tiang, hahahaha... Santai sedikit opininya), untuk itu para developer lokal harus menahan derasnya arus pembajakan yang masuk ke Tanah Air, "Apalah daya atap yang rapuh karena bahan kurang padat". Maksudnya begini kurang bersatunya developer lokal mendirikan distro-distro baru, tetapi tidak pernah unik, hampir rata-rata distro lokal sangat mainstream. "Sehingga karena atap yang rapuh tersebut maka mudah menghancurkan bangunan", pernah dengar kejadian BlankOn sekitar versi 1.1 mati suri? GarudaLinux yang tiba-tiba hilang kabar? Itu menunjukan developer yang tidak apa yah, seumpama atap tadi (developer) rapuh, maka bangunan (distro linux) pasti mudah hancur. Jika kita lihat lagi bangsa ini menguasai pemrograman, pasti separuh-separuh, jadi sungguh tidak mungkin jika bergerak sendiri-sendiri.

Mainstream, apa itu mainstream?
mainstream adalah kata-kata yang diungkapkan orang pada sesuatu yang sudah banyak pada umumnya, seperti Emmm, kita pindah sebentar. Antivirus, aplikasi ini mendadak populer dan makin banyak semenjak seorang anak SMP, yang ternyata mengembangkan antivirus dari sourcecode Antivirus opensource bernama Al-Virus-Scan, dan tiba-tiba saja jadi banyak sekali antivirus lokal, saya ingat dulu hanya ada Smadav, ANSAV, dan PCMAV. Dan sekarang? Wow, banyak sekali. Dan anehnya banyak yang berasal dari source yang sama dan fitur itu-itu saja. Nah, kembali ke Linux, sekarang? Sejak ada GarudaOS masuk TV, tiba-tiba banyak bermunculan distro-distro baru yang menurut saya hanya berubah GUInya saja.

Pengembangan Aplikasi (poin ini khusus bagi developer)
Banyak sekali IDE+Compiler yang sudah mendukung Form designer, Component tools, IDE tools, dan lain-lain. Itu sudah sangat mempengaruhi kinerja dalam membuat aplikasi pengganti dari Windows ke Linux. Kita bisa membuat versi GUI aplikasi-aplikasi text di Linux, misal: Squid, versi GUInya GADMIN-SQUID, GADMIN-SAMBA; wvdial, versi guinya ada GNOME PPP; dan sebagainya.

Apa yang saya lakukan sekarang?
Saya sempat berdebat hebat gara-gara hanya ngomong, bukannya ikut berkontribusi mengembangkan Linux, okelah saya bukan user biasa. Asal tahu yah, saya memang mengembangkan aplikasi, tapi bukan sekarang waktunya. Dan karena saya juga masih sekolah jadi belum punya banyak waktu untuk itu, dan lain sebagainya.

Yang terjadi selama ini: (salinan dari: http://malsasa.wordpress.com/2012/11/02/kalau-linux-mau-maju/);
Jadi, kalau Anda sama seperti saya yang mengharap

  • pengguna Linux bertambah jumlahnya,

  • pengguna Linux bertambah kualitasnya,

  • distro Linux makin baik dan makin berguna (highly-usable),

  • masa depan Linux makin bagus,

  • pengembangan Linux makin bagus,

  • banyak aplikasi baru yang bagus lahir,

  • aplikasi lama di Linux dikembangkan makin bagus makin menyaingi padanannya di Windows/Mac OS,

  • pengguna Windows banyak yang sukarela dan betah beralih ke Linux,


ya perhatikanlah opini-opini di atas. Terutama jika Anda developer. Perhatikanlah apa yang dibutuhkan oleh pengguna Anda.

Penutup sekaligus pendingin setelah membaca opini diatas :D
Jadilah diri Anda sendiri, jangan menjadi bocah ababil.
Jangan berperinsip seperti:

  • "Naruh peralatan dapur di kamar mandi :3"


Dan ingat
"Ingat gan! tidak semua orang punya keahlian yang sama dan logika yang sama"

Santai aja bro dan "CMIIW"

~~ NASI GORENG PEDAS, Rocks! ~~

Previous
Next Post »

5 komentar

Click here for komentar
Ade Malsasa Akbar
admin
April 19, 2013 at 8:36 AM ×

Kutip:

"
...
Saya sempat berdebat hebat gara-gara hanya ngomong, bukannya ikut berkontribusi mengembangkan Linux, okelah saya bukan user biasa. Asal tahu yah, saya memang mengembangkan aplikasi, tapi bukan sekarang waktunya. Dan karena saya juga masih sekolah jadi belum punya banyak waktu untuk itu, dan lain sebagainya.
...
"

Mengapa? Anda benar, kok. Semua end user adalah konsumen, dan semua konsumen adalah raja. Kalau ada produsen sampai berani menyuruh-nyuruh konsumen, apalagi sampai membentak, itu berarti produsen yang tidak sadar arti frasa 'gulung tikar'. Dia berarti tidak sadar apa yang dimaksud dengan 'promosi'. Dia tidak mengerti marketing, dan ini sesuatu yang ironis. Maaf-maaf saja.

Ingin distronya dipakai orang Indonesia, kok nggak mau ramah sama orang Indonesia?

Reply
avatar
Dio Affriza
admin
April 19, 2013 at 3:35 PM ×

Benar mas, ironis sekali. Kebanyakan pengguna biasa malah diejek-ejek di beberapa grup Linux gara-gara pengguna tersebut bilang "Linux distro "***" jelek", padahal apa salah user. Cuma bilang demikian malah dijelek-jelekkan karena tidak ikut berkontribusi. Jadi developer itu sendiri yang menurunkan reputasi distronya.

Terimakasih mas, telah ikut mampir. Saya berdoa banyak tentang bangsa ini kedepannya. Dan saya akan berusaha meluruskan lewat posting-posting di Blog saya yang jelek ini.
Saya ucapkan terimakasih banyak.

Reply
avatar
Ade Malsasa Akbar
admin
April 19, 2013 at 9:14 PM ×

Ini bagus. Lanjut terus. Namun ingat, luruskan niat akang supaya tetap ikhlas dan amalan akang diterima. Jangan sampai tercemar sifat beberapa orang yang membuat distro sendiri/memakai Slackware karena kesombongan atau karena ingin dipuji atau karena selain Allah. Luruskan niat dan berjuanglah, Kang.

Mumpung kita sama-sama seumuran, maju terus. Jangan gentar sedikit pun. Akang bisa menjadi pemerhati konsumen yang bagus nanti. Saya yang berterima kasih.

Keep you good post!

Reply
avatar
Black_Claw
admin
April 21, 2013 at 2:47 PM ×

Yang mati suri itu BlankOn 1. Setelah migrasi ke Ubuntu, tidak mati suri.

Reply
avatar
Dio Affriza
admin
April 23, 2013 at 3:33 PM ×

Terimakasih informasinya. Sudah saya ralat. :)

Reply
avatar