Struktur organisasi distro linux lokal kacau-balau, ketuanya kurang begitu jelas siapa dan apa fungsinya sehingga pengembangan begitu ngambang dan yang mementingkan tampilan, bahasa, dan font.
Oke kita gak bakalan bahas lebih jauh apa yang baru ane tulis di paragraf atas.
Bukan gitu, distro Lokal sebenarnya membingungkan tujuannya apa? Mengatasi pembajakan, atau malah membingungkan penggunanya?
Oke gini, ente mau nyari aplikasi, terus saat ini gak ada satupun distro lokal yang punya kios aplikasi (istilah kerennya: Application Store;). Nah ketika user nyari aplikasi dan internet kan kacau balau tuh denpendency terpisah atau apa, nah ini diperparah dengan hanya ada manajemen software biasa, okelah untuk middle sampai advanced user synaptic itu hal yang paling canggih dan gampang, tapi bagi embah-embah, ibu-ibu, dan guru-guru yang sibuk. Apalagi kebanyakan aplikasi yang disediakan dinas pendidikan itu untuk windows, dan Wine harus repot copy ini-itu dari dan apa namanya tuh "overrides library" ya namanya, kan susah dilakukan user yang gak ngerti-ngerti banget komputer, kalo ane sih udah hal biasa gituan (Pesan ane: "Ingat gan! tidak semua orang punya keahlian yang sama dan logika yang sama"). Jadi gini, kadang niatnya memberantas pembajakan tapi gak mementingkan user-experience (pengalaman pengguna).
Sekarang gini kebanyakan developer lokal (contributor lah) istilahnya:
Ada user bilang "Mas kok distronya begini, jelek, blablabalblah, kacau gan, ribet).
Saya juga sering dikritik gitu waktu bikin program, tapi ingat tujuannya! Jadi developer itu harus ngerti, bagaimana permasalahan user?, apa jalan keluarnya?, apa yang seharusnya saya lakukan?
Kadang malah ngajak orang berkontribusi ketika dikritik, eits!!! Itu strategi yang salah! Anda salah tempat! Sama aja dengan "Naruh peralatan dapur di kamar mandi :3".
Kalau mau ngajak mengembangkan itu buat topik baru, atau tawarkan diwaktu yang berbeda, kalo lagi dikritik user kamu ajak gabung mah menunjukan banget kalau itu komunitas Linux yang lemah, dikira pemimpinnya sendiri kurang berkontribusi. Kita jangan pandang kalo orang Indonesia harus menghargai produknya, kita harus tau distro luaryang lebih aktif seperti LinuxMint, itu komunitas lho, programmer utamanya satu, kebanyakan terdiri dari pengembang bahasa, tester, dll, yang pasti bukan developer paling pengaruh di software di distro tersebut. Tapi apa? Orang-orangnya berkemauan, lihat developer lokal? Keren-keren, masuk MSDN lah ada yang gelarnya MVP VB .NET, VCS, dan sebagainya, mereka microsoft? Nah di situlah strategi mengajak kontributor yang benar, bukan di orang biasa yang lagi bingung, kecuali, memang bukan disaat mengkritik. Jadi sangat miris, baru dibilang jelek sudah mengeluh "Blablabla, wah, wauw, Gak menghargai, dasar orang gak bermutu, orang yang gak tau perjuangan komunitas distro lokal, blblablabla". Anda mau mengeluh atau berjuang untuk memberantas pembajakan?
Sekian dari saya, semoga menjadi renungan... :)
Santai aja bro dan "Keep CMIIW"
Oke kita gak bakalan bahas lebih jauh apa yang baru ane tulis di paragraf atas.
Bukan gitu, distro Lokal sebenarnya membingungkan tujuannya apa? Mengatasi pembajakan, atau malah membingungkan penggunanya?
Oke gini, ente mau nyari aplikasi, terus saat ini gak ada satupun distro lokal yang punya kios aplikasi (istilah kerennya: Application Store;). Nah ketika user nyari aplikasi dan internet kan kacau balau tuh denpendency terpisah atau apa, nah ini diperparah dengan hanya ada manajemen software biasa, okelah untuk middle sampai advanced user synaptic itu hal yang paling canggih dan gampang, tapi bagi embah-embah, ibu-ibu, dan guru-guru yang sibuk. Apalagi kebanyakan aplikasi yang disediakan dinas pendidikan itu untuk windows, dan Wine harus repot copy ini-itu dari dan apa namanya tuh "overrides library" ya namanya, kan susah dilakukan user yang gak ngerti-ngerti banget komputer, kalo ane sih udah hal biasa gituan (Pesan ane: "Ingat gan! tidak semua orang punya keahlian yang sama dan logika yang sama"). Jadi gini, kadang niatnya memberantas pembajakan tapi gak mementingkan user-experience (pengalaman pengguna).
Sekarang gini kebanyakan developer lokal (contributor lah) istilahnya:
Ada user bilang "Mas kok distronya begini, jelek, blablabalblah, kacau gan, ribet).
Saya juga sering dikritik gitu waktu bikin program, tapi ingat tujuannya! Jadi developer itu harus ngerti, bagaimana permasalahan user?, apa jalan keluarnya?, apa yang seharusnya saya lakukan?
Kadang malah ngajak orang berkontribusi ketika dikritik, eits!!! Itu strategi yang salah! Anda salah tempat! Sama aja dengan "Naruh peralatan dapur di kamar mandi :3".
Kalau mau ngajak mengembangkan itu buat topik baru, atau tawarkan diwaktu yang berbeda, kalo lagi dikritik user kamu ajak gabung mah menunjukan banget kalau itu komunitas Linux yang lemah, dikira pemimpinnya sendiri kurang berkontribusi. Kita jangan pandang kalo orang Indonesia harus menghargai produknya, kita harus tau distro luaryang lebih aktif seperti LinuxMint, itu komunitas lho, programmer utamanya satu, kebanyakan terdiri dari pengembang bahasa, tester, dll, yang pasti bukan developer paling pengaruh di software di distro tersebut. Tapi apa? Orang-orangnya berkemauan, lihat developer lokal? Keren-keren, masuk MSDN lah ada yang gelarnya MVP VB .NET, VCS, dan sebagainya, mereka microsoft? Nah di situlah strategi mengajak kontributor yang benar, bukan di orang biasa yang lagi bingung, kecuali, memang bukan disaat mengkritik. Jadi sangat miris, baru dibilang jelek sudah mengeluh "Blablabla, wah, wauw, Gak menghargai, dasar orang gak bermutu, orang yang gak tau perjuangan komunitas distro lokal, blblablabla". Anda mau mengeluh atau berjuang untuk memberantas pembajakan?
Sekian dari saya, semoga menjadi renungan... :)
Santai aja bro dan "Keep CMIIW"
~~ NASI GORENG PEDAS, Rocks! ~~

4 komentar
Click here for komentarEntah, saya kira kita 2 lelaki dengan 1 ide yang sama. Saya paham maksud tulisan ini untuk siapa. Ketahuilah kang, saya pun merasakan hal yang sama persis dengan tulisan akang ini.
ReplyEntah, akang kenapa bisa sama dengan saya, demikian senang dengan User Experience Design? Ini sangat menggembirakan. Saya kira saya sendirian :)
Akang tidak perlu takut. Apa yang akang tulis ini benar. Bahkan banyak sekali kelebihannya dibanding tulisan saya. Di antaranya akang sanggup utarakan:
"Kadang malah ngajak orang berkontribusi ketika dikritik, eits!!! Itu strategi yang salah! Anda salah tempat! Sama aja dengan “Naruh peralatan dapur di kamar mandi″"
suatu ungkapan yang saya butuh bertahun-tahun untuk menyusunnya. Akang bisa lakukan dengan cepat. Ungkapan ini benar adanya. Karena customer tetap customer, mereka TIDAK bisa disalahkan hampir secara mutlak. Jadi kalau mereka bingung, itu bukan salah mereka. Salah developernya kok bikin OS menyusahkan. Bikinlah OS yang seperti Windows, minimal tiru kesederhanaannya. Pengguna selalu mbacot, pengguna itu kritis, dan itu wajib didengar oleh developer. Maaf saja :D
Mau menyebarluaskan distro lokal, mau OS-nya dipakai orang Indonesia, tapi tidak mau berpikir dan bersopan santun layaknya orang Indonesia. Pikiran orang Indonesia kebanyakan itu sederhana, tidak bisa disamakan dengan kawan senegara Stallman/Torvalds yang notabene didukung internet kencang dan kemampuan pemrograman memadai. Indonesia penuh orang awam komputer. Sedangkan pengembang distro tidak mau memahami mereka KALAU mereka bertanya.
Ya maaf maaf saja, tanpa akhlak mulia, marketing OS akan mustahil. Cepatnya developer dalam menjawab pertanyaan, ramah tamahnya, dan tepatnya akan menjadi yang nomor satu untuk promosi OS. Tanpa ini, percuma saja membuat OS baru :)
Kalau masih tidak suka dengan kritik dari pengguna, berhenti saja jadi developer. Bukankah demikian lebih baik? :) Terima kasih, Kang. Saya tidak kenal siapa akang. Namun saya berharap kita bisa bicara lebih panjang di #ubuntu-indonesia. Terima kasih banyak.
Ok, terimakasi mas telah mampir. Semoga jadi pencerah kita semua para Linuxer :)
ReplyKalau akang punya konten yang berkilau, saya tidak akan mampir tetapi akan saya bookmark, Ctrl+S, dan kunjungi setiap waktu. Dan saya rasa tulisan ini mewakili.
ReplyKritik dari saya, mohon perhatikan tata bahasa akang. Termasuk pemakaian enter dan spasi. Saya sangat menyayangkan setiap ide bagus yang disusun dengan penulisan yang semrawut. Ini akan sangat berguna buat masa depan akang :)
Iya, udah lama tidak pake wordpress jadi agak bingung abis upgrade versi wordpressnya tadi, biasa ngetik di forum seperti SMF, jadi agak bingung. Tapi terimakasih sarannya, besok saya perbaiki lagi.
ReplyConversionConversion EmoticonEmoticon